MITRA TNI-POLRI KOMANDO PATAS TV
Lamongan - Puluhan hektare lahan pertanian di Dusun Bali, Desa Plumpang, Lamongan, kembali terendam banjir. Bencana ini tidak hanya menyebabkan kerugian besar, tetapi juga mengancam petani untuk menunda atau mundur dari masa tanam berikutnya. Kondisi ini diduga kuat akibat kurangnya perhatian dan kesigapan dari pemerintah daerah, khususnya dinas pengairan, dalam menangani masalah infrastruktur irigasi.
Banjir yang berulang ini dipicu oleh persoalan klasik yang tak kunjung teratasi: saluran irigasi yang semakin menyempit dan dangkal, bahkan terkesan menghilang. Situasi ini menimbulkan kekecewaan di kalangan petani dan masyarakat, karena dinas pengairan dinilai seolah-olah membiarkan keadaan ini tanpa tindakan yang berarti, padahal masalah banjir diyakini dapat diatasi jika ada tindakan tegas dan cepat dari pihak terkait.
"Apabila dinas pengairan berkenan turun langsung mengecek kondisi lapangan, mereka pasti dapat memahami persoalan yang sedang dihadapi petani," bunyi laporan di lapangan.
Kekhawatiran ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Kepala Desa Plumpang, Bapak Sutikno, dalam acara panen raya yang dihadiri oleh Bupati di wilayah Kelompok Tani Suka Unggul, Dusun Bali, Desa Plumpang, baru-baru ini.
Pada kesempatan yang sama, salah satu ketua kelompok tani Suka Unggul juga menegaskan solusi mendesak yang dibutuhkan, yakni normalisasi saluran pembuangan ke arah utara menuju wilayah Sidogembul. Normalisasi ini krusial agar aliran air kembali lancar dan bencana banjir yang mengancam hajat hidup petani tidak terus berulang.
Para petani di Lamongan kini berharap agar dinas terkait segera mengambil langkah nyata dan turun langsung ke lapangan untuk melakukan normalisasi saluran irigasi, demi memastikan kelangsungan panen dan kesejahteraan mereka.
---
(Zaenal Arifin) Red

0 Komentar